Thursday, March 22, 2007

Guru Masa Depan

Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan.
Nama & E-mail (Penulis): isjoni

Saya Dekan di FKIP Universitas Riau
Tanggal: 8 Pebruari 2004
Judul Artikel: Guru Masa Depan
Topik: Guru Masa Depan

GURU MASA DEPAN Bangsa kita, masyarakat kita, sangat membutuhkan para guru-guru yang mampu mengangkat citra dan marwah pendidikan kita yang terkesan sudah carum marut, dan seperti benang kusut. Sehingga bagaimana harus dimulai, kapan dan siapa yang memulainya, dan dari mana harus dimulai.

Thursday, March 8, 2007

Sajak Sang legenda Taufiq Ismail

BAGAIMANA KALAU

Bagaimana kalau dulu bukan khuldi yang dimakan Adam,
tapi buah alpukat,
Bagaimana kalau bumi bukan bulat tapi segi empat,
Bagaimana kalau lagu Indonesia Raya kita rubah,
dan kepada Koes Plus kita beri mandat,
Bagaimana kalau ibukota Amerika Hanoi,

Sajak taufiq Ismail

KALIAN CETAK KAMI JADI BANGSA PENGEMIS,
LALU KALIAN PAKSA KAMI
MASUK MASA PENJAJAHAN BARU,
Kata Si Toni


Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan
Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami
Sejak lahir sampai dewasa ini

Wednesday, March 7, 2007

Gaji orang Indonesia


Sri Haryati wrote:
Subject: FW: Gaji orang Indonesia

Tidak biasanya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ir Tifatul
Sembiring tidak mengucapkan pantun saat memberikan kata sambutan pada
seminar politik yang dihadiri oleh Prof James Fox dari Australian National
University dan Jakob Utama,tokoh pers,di Jakarta, Senin.

Friday, March 2, 2007

Menyayangi Anggota Keluarga

Tausiyah

Suatu hari Rasulullah SAW mencium anak kecil. Seorang Badui terheran-heran melihat kasih sayang yang beliau ditunjukkan itu. "Saya memiliki banyak anak, tapi tidak pernah mencium mereka," ujarnya. Lalu Rasul berkata, "Tidaklah ada kasih sayang pada diri seseorang selain memperindah pribadinya." Sesungguhnya, kasih sayang itu harus hadir dari hati, tidak bisa direkayasa. Sebab, hati hanya bisa disentuh dengan hati lagi. Rasul SAW pernah bersabda, "Sayangilah yang ada di bumi, maka yang di langit akan menyayangimu."

Mulailah dengan menyayangi orang di lingkungan terdekat, yaitu orangtua bagaimana pun adanya mereka. Tidak ada orangtua yang sempurna dan ideal. Kita harus menjadi garda depan yang menjadi jalan bagi mereka untuk lebih dekat kepada Allah, agar kuat iman, semakin taat, bisa bertobat, terhindar dari maksiat dan bisa menebar manfaat (rumus 5 at). Kekurangan dan kesalahan orangtua adalah ladang amal bagi kita untuk bisa memaafkan sebelum meminta maaf, serta berjuang memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka dengan cara paling bijak.

Selanjutnya adalah keluarga, anak-anak dan istri kita. Sayang kepada keluarga tidak identik dengan memberi harta dan fasilitas melimpah. Kasih sayang terpenting bagi keluarga adalah membuat seisi rumah semakin dekat kepada Allah. Sehebat apa pun yang kita berikan, kalau tidak kuat iman, mereka tidak akan sanggup mengarungi hidup dengan lebih baik.

Tidak salah kita memberikan segala kemudahan dan fasilitas duniawi. Tapi kalau tidak dibarengi dengan kesungguhan anak mengenal Allah, maka fasilitas bisa menjadi jalan maksiat, menjadi sombong dan kufur nikmat. Bahkan menjadi jalan kesengsaraan bagi orangtua. Maka didiklah anak untuk mengenal Allah, mentaati dan menjauhi larangan-Nya.

Kita bisa meneladani Luqman yang menyiapkan anaknya. Beliau mengajarkan lima hal dasar dalam Islam. Peristiwa ini direkam dalam Al-Quran QS Luqman [31] ayat 13-19. Kelima hal tersebut, pertama, akidah yang lurus. Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (QS Luqman [31]:13). Larangan ini sekaligus mengajarkan akan wujud dan keesaan Allah atau akidah.

Kedua, etika yang baik, diawali kepada orangtua. Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (QS Luqman [31]:14). Beretika baik harus dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga.

Ketiga, ibadah secara istikamah. "Hai anakku, dirikanlah shalat (secara berkesinambungan dan sempurna)" (QS Luqman [31]: 17). Shalat adalah ibadah paling utama. Bahkan menjadi pembeda antara Muslim dengan kafir. Shalat melatih seorang hamba merasakan kehadiran Allah SWT. Perintah shalat ini juga berarti perintah melakukan ibadah-ibadah lain.

Keempat, dakwah. Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (QS Luqman [31]:17).

Kelima, akhlak baik. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai (QS Luqman [31]: 18-19). Akhlak baik adalah modal utama untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Modal ini sangat diperlukan untuk menjalani profesi sebagai entertaine

Setelah diajarkan, orangtua harus memastikan kelima hal tersebut tertanam dalam jiwa anak. Setelah itu dampingi anak, jadilah teman curhat dan guru pembimbing.Saudaraku, mendidik anak tidak boleh sisa waktu, sisa tenaga dan sisa perhatian. Seyogyanya, orangtua berbagi tugas untuk mengantarkan anak-anaknya lebih baik dibanding dirinya.

( KH Abdullah Gymnastiar )

diambil dari sini

Thursday, March 1, 2007

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER SEJAK DINI


Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak yang terbentuk sejak sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak akan terbentuk dengan baik, jika dalam proses tumbuh kembang mereka mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara leluasa.

Demikian antara lain inti perbincangan dalam seminar sehari Pendidikan Karakter Anak dan Masa Depan Bangsa, yang berlangsung di Penerbit-Percetakan Kanisius, Yogyakarta, Sabtu (6/8) lalu. Tampil sebagai narasumber seminar, Indria Laksmi Gamayanti (psikolog tumbuh kembang anak RS Sardjito, Yogyakarta), Sri Wahyaningsih (aktivis pendidikan alternatif Sanggar Anak Alam), Sri Mirmaningtyas (aktivis sosial gerakan perempuan), serta Forum PAUD DIY dan Dinas Pendidikan Nasional Propinsi DIY.

Seminar ini merupakan rangkaian kegiatan dalam Edutainment Adventure yang diselenggarakan Penerbit - Percetakan Kanisius selama dua hari, 6 dan 7 Agustus lalu. Acara yang melibatkan ribuan anak dari Kelompok Bermain, TK, dan SD ini mengambil tema "I Can Do It By My Self." Dengan tema ini, anak-anak diyakinkan bahwa mereka bisa dipercaya mengerjakan sesuatu dengan cara mereka sendiri. Selain seminar, aneka workshop untuk anak-anak juga digelar, antara lain workshop membuat buku, fotografi, serta workshop keramik.

disadur dari : sini
***